Selasa, 24 Februari 2009

Pengobatan Herbal

http://isfarani-herbal.portalbandung.com/
Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh,
Para Blogger Muslim yang sejati, aku perkenalkan kepada antum semua, sebuah dimensi baru pengobatan cara Nabi Muhammad SAW. Sejak 1400 th yang lalu pengobatan ini sudah bermula dan berkembang, hingga 700 th kemudian. Ketika Bagdad yang pada masa itu sebagai pusat ilmu pengetahuan Islam diserang dan dihancurkan oleh pasukan Mongol, Kubilai Khan maka ilmu pengetahuan Islam ini tenggelam, dan berpindah ke barat. Memang selalu ada pihak-pihak yang mengambil keuntungan dari suatu situasi, benarlah firman Allah SWT, "tidak akan redho Yahudi dan nasarani sampailah kamu (umat Islam) mengikuti cara hidup mereka" (Al Baqarah:120).
Hari ini setelah 700 th kemudian, tepatnya 14 abad sepeninggal baginda yang mulia Rasulullah SAW, pada awal abad 15 H ini, telah hidup kembali Pengobatan cara Nabi SAW yang dikenal dengan Thibbun Nabawi, Rasulullah SAW bersabda,"senantiasa ada sebuah thoifah dari umatku (umat Muhammad) yang selalu men-zahirkan kebenaran (bukan sekedar mengatakan), tidak akan dapat dihancurkan (oleh musuh-musuh Islam), hinggalah datangnya seruan Allah (kemenangan/ kiamat)". Inilah awal kebangkitan Islam, yaitu hidupnya kembali sunnah-sunnah Nabi SAW di dalam semua aspek kehidupan.
Mari kita belajar Pengobatan ini agar kita mengerti dan paham kenapa kita sangat mencintai Rasulullah SAW.

Thibbun Nabawi berasal dari bahasa arab, thibbun berarti pengobatan, nabawi berarti mengikuti metode nabi, maksud di sini adalah metode Nabi Muhammad bin Abdullah Rasulullah SAW. Thibbun Nabawi sangat luar biasa dan canggih, lebih hebat dari metode pengobatan hari ini yang mengandalkan akal semata. Mari kita mulai:

Langkah 1

Memahami hakikat kejadian manusia:

Manusia Allah SWT ciptakan terdiri dari 4 unsur lahir dan 4 unsur batin.

Unsur lahir adalah: angin, air, api dan tanah

Unsur batin adalah ruh, akal, nafsu dan jasad.

Bagi kita seorang muslim yang terpenting adalah unsur batin walaupun kita tidak mengesampingkan unsur lahir. Ke4 unsur tadi wajib diberi makan agar kita sehat wal afiat. Dan ke4 unsur tadi wajib berhubungan dengan IMAN, ISLAM dan IHSAN.

Iman adalah 'Itiqad, aqidah yang mantap, keyakinan yang mutlak kepada keesaan Tuhan. Dan Iman itu sering naik turun (yazid wa yanqus). 

Islam adalah syariat lahir atau fiqih (paham) yang tertulis didalam Al Quran dan Hadits Nabi SAW serta wajib diamalkan oleh umat Islam sebagaimana yang diajarkan dan dicontohkan Rasulullah SAW kepada para sahabat lalu diturunkan kepada Tabi'in lalu diturunkan kepada tabi'ut tabi'in hingga sampai kepada kita secara turun temurun. 

Ihsan adalah syariat batin atau perkara2 yang berhubungan dengan akhlak, perkara2 kerohanian. Engkau beribadah kepada Allah seolah2 engkau melihatNYA, tetapi kalau engkau tidak melihatnya maka yaqinlah Allah melihat kita. Inilah amalan Tasawuf. Imam malik rh berkata: "barang siapa berfiqih (syaraiat lahir) tetapi tidak bertasawuf (syariat batin) maka fasiqlah ia, dan barangsiapa bertasawuf tetapi tidak berfiqih maka zindiqlah ia (kafir tanpa sadar).

Ketiga2 perkara ini wajib berjalan serentak, saling lengkap melengkapi dan tidak dapat dipisahkan parsial.

Makanan ruh bagi orang Islam, bagi umat Nabi Muhammad ini adalah dzikir. Sebaik2 dzikir adalah sholat. Ditambah dengan dzikir qolbi, dzikir lisan (lisanul maqol) dan dzikir perbuatan (lisanul haq)/ (a'maliah). Oleh sebab inilah orang2 tasawuf atau ahli2 tarekat sesudah mereka mengerjakan sholat wajib,  mereka sering berkumpul dan berdzikir bersama. Hal ini sangat baik untuk proses membersihkan hati kita dari sifat2 mazmumah (sifat yang jelek/ jahat) dari diri seperti; hasad dengki, pemarah, bakhil, 

Makanan akal adalah ilmu pengetahuan yang diikat oleh Iman, Islam dan Ihsan. Jadi ilmu tidak keluar dari kerangka Islam.

Makanan nafsu adalah puasa (shaum) dan tarbiyah (dididik). Sebagaimana kita ketahui Rasulullah SAW bercerita tentang nafsu seorang anak Adam (diceritakan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dengan panjang). Ketika Allah SWT menciptakan nafsu, nafsu adalah makhluk Allah yang sejajar dengan malaikat. Ketika nafsu dibariskan dengan malaikat, Allah SWT berfirman: "wahai hamba2KU maju selangkah", lalu mereka maju selangkah. Lalu Allah berfirman lagi "wahai hamba2KU mundur kamu selangkah", lalu mereka semua mundur kecuali nafsu. Maka Allah bertanya kepada nafsu, "wahai nafsu siapa kamu?", nafsu menjawab "aku adalah aku, Engkau adalah engkau" lalu Allah berfirman "wahai nafsu janganlah begitu" lalu Allah hukum nafsu di neraka selam 300 th, dibakar oleh api yang sangat panas hingga gosong, lalu Allah keluarkan nafsu dan Allah tanya "wahai nafsu siapa kamu?" nafsu menjawab "aku adalah aku, Engkau adalah engkau" lalu Allah berfirman "janganlah begitu wahai nafsu" lalu Allah hukum lagi nafsu ke dalam neraka selama 300 th, di dinginkan hingga membeku lalu Allah keluarkan dan ditanya "wahai nafsu siapa kamu?" lalu nafsu menjawab "aku adalah aku, Engkau adalah engkau" lalu Allah berfirman "masih begitu juga engkau nafsu?" lalu Allah masukan lagi nafsu ke neraka selama 400 th , dilaparkan! Setelah itu Allah berfirman kepada nafsu "wahai nafsu siapa kamu?" lalu nafsu menjawab aku adalah hambaMU dan Engkau adalah TUHAN ku. Lalu Allah berfirman "wahai nafsu sekarang engkau masuklah bersama tubuh anak Adam".  Begitulah nafsu kita, dia berumur 1000 th sedangkan kita umat manusia zaman sekarang paling 70 th. Jadi kesimpulannya: bagaimana kita mampu mendidik nafsu kita yang berumur 1000 th? Jawabannya kita memerlukan seorang guru yang sangat paham hakikat ruh (guru mursyid). Inilah yang terjadi kepada para sahabat Nabi Muhammad SAW yang sebelumnya penuh bergelimangan dosa, tetapi karena ditangani oleh seorang guru mursyid yang paling agung, maka mereka berjaya mendidik nafsu mereka. Hari ini seharusnya umat Islam melakukan hal yang sama! 

Tidak ada komentar: